Sungkeman adalah istilah yang sudah sangat populer khususnya bagi orang Jawa dan umumnya bagi masyarakat Indonesia . Istilah ini telah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Orang Jawa menggunakan istilah ini untuk menggambarkan suatu aktivitas ritual keagamaan, khususnya bagi yang beragama Islam.
Aktivitas sungkeman ini terjadi satu tahun sekali dan diadakan secara serempak di seluruh penjuru tanah air. Tepatnya tanggal 1 bulan Syawal dalam kalender Islam atau yang sering disebut dengan tahun Hijriyah. Tanggal 1 Syawal adalah hari besar Islam atau sering pula disebut dengan hari raya ‘Idul Fitri. Yaitu, perayaan yang diselenggarakan setelah seluruh umat Islam di seluruh dunia menjalankan rukun Islam yang ke empat, yakni puasa Ramadhan.
Acara sungkeman sendiri dilakukan setelah menjalankan shalat sunat ‘Idul Fitri berjama’ah. Shalat ‘Idul Fitri ini dilaksanakan tepat pada waktu dhuha, yaitu saat matahari naik ke atas setinggi sekitar satu tombak atau jika dalam waktu normal biasanya sekitar jam 07.30 WIB. Setelah selesai shalat ‘Idul Fitri, orang yang lebih muda berkunjung ke rumahnya orang yang dianggap lebih tua dari dirinya, baik dari segi umur ataupun kedudukannya di masyarakat. Dalam proses berkunjung itu, orang yang lebih muda menyatakan permohonan maafnya baik yang disengaja maupun yang tidak seraya bersimpuh dan berjabatan tangan kepada yang lebih tua. Untuk kemudian orang yang dianggap lebih tua dengan kebesaran hatinya mengabulkan permohonan maaf itu.
Acara sungkeman sendiri dilakukan setelah menjalankan shalat sunat ‘Idul Fitri berjama’ah. Shalat ‘Idul Fitri ini dilaksanakan tepat pada waktu dhuha, yaitu saat matahari naik ke atas setinggi sekitar satu tombak atau jika dalam waktu normal biasanya sekitar jam 07.30 WIB. Setelah selesai shalat ‘Idul Fitri, orang yang lebih muda berkunjung ke rumahnya orang yang dianggap lebih tua dari dirinya, baik dari segi umur ataupun kedudukannya di masyarakat. Dalam proses berkunjung itu, orang yang lebih muda menyatakan permohonan maafnya baik yang disengaja maupun yang tidak seraya bersimpuh dan berjabatan tangan kepada yang lebih tua. Untuk kemudian orang yang dianggap lebih tua dengan kebesaran hatinya mengabulkan permohonan maaf itu.
tetapi apakah di zaman globalisasi sekarang tradisi sungkeman itu masih menjadi suatu yang penting?
Di zaman sekarang yang dikenal dengan zaman moderen yang hampir semua kegiatan mengarah atau mencontoh dengan kebudayaan barat, tradisi timur yang sejak dulu sudah ditanamkan atau di lakukan oleh para sesepuh sudah hampir ditinggalkan. ini terlihat dimana anak muda sekarang tidak lagi mementikan dengan tradisi sungkeman. mereka berpendapat bahwa tradisi sungkeman itu sudak kuno, seharusnya kita berterimakasih kepada sesepuh yang telah beliau-beliau telah mengajari kita dimana kita harus menghormati dan menghargai orang tua kita atau semua orang yang lebih tua dari kita. dan sungkeman juga mengajarkan agar kita tidak sombong dengan apa yang kita miliki. menurut pendapat saya janganlah kita tinggalkan tradisi sungkeman itu karena sungkeman juga dapat menjadi doa restu orang tua kepada anaknya dan bagi mereka yang orang tuanya masih hidup ,sungkemlah dengan tulus kepada beliau beliau,rawatlah mereka karena doa mereka akan membuat anda menjadi hamba yang dikasihi Allah.sedang bagi mereka yang orang tuanya telah wafat berziarahlah ke makam dan bacakanlah doa dengan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar