Minggu, 04 Mei 2014

Ekspor ke Tiongkok Melonjak, Neraca Perdagangan RI Surplus


Jakarta -Neraca perdagangan Maret 2014 mengalami surplus US$ 673,2 juta. Ekspor tercatat US$ 15,21 miliar, lebih besar dibandingkan impor yang US$ 14,54 miliar.

Sementara akumulasi Januari-Maret 2014, neraca perdagangan juga surplus US$ 1,07 miliar, dengan ekspor US$ 44,32 miliar dan impor US$ 43,25 miliar.

"Surplus itu sebenarnya tren yang baik, sama dengan Februari. Jadi gambaran membaik dua bulan berturut-turut," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin pada konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Nilai ekspor Maret tumbuh 3,95% dibandingkan Februari. Komponen migas turun 3,24%, dari US$ 2,73 miliar menjadi US$ 2,64 miliar. Sementara non migas naik 5,59% dari US$ 11,9 miliar menjadi US$ 12,57 miliar.

Namun secara kumulatif, ekspor masih melambat 2,42% secara year on year(yoy).

Ekspor non migas masih didominasi oleh bahan bakar mineral sebesar US$ 5,63 miliar dan lemak serta minyak hewan/nabati US$ 5,29 miliar. Pangsa ekspor non migas pun masih didominasi negara-negara tradisional. Seperti Tiongkok US$ 4,93 miliar, Amerika Serikat US$ 3,83 miliar, Jepang US$ 3,57 miliar, ASEAN US$ 7,08 miliar, dan Uni Eropa US$ 4,16 miliar.

Peningkatan ekspor paling tinggi terjadi di Tiongkok untuk beberapa komoditas. Di antaranya lemak dan minyak hewan/nabati naik 35,09%, bahan kimia naik 104,79%, dan bahan kertas naik 8,81%.
Sementara nilai impor Maret tumbuh 5,42% dibandingkan Februari. Komponen migas naik 15,83% dari US$ 3,46 menjadi US$ 4,01 miliar. Non migas naik 1,94% dari US$ 10,33 miliar menjadi US$ 10,53 miliar.

Secara kumulatif Januari-Maret 2014, impor juga melambat 5,27%. 

Impor non migas didominasi oleh mesin dan peralatan mekanik senilai US$ 6,24 miliar dan mesin dan peralatan listrik US$ 4,43 miliar.

Impor juga masih datang dari negara-negara tradisional. Di antaranya adalah Tiongkok US$ 7,15 miliar, Jepang US$ 4,23 miliar, Singapura US$ 2,48 miliar, ASEAN US$ 7,24 miliar, dan Uni Eropa US$ 3,17 miliar.
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerryAndroidiOS &Windows PhoneInstall sekarang!Description: http://newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=792&campaignid=4&zoneid=438&loc=1&referer=http%3A%2F%2Ffinance.detik.com%2Fread%2F2014%2F05%2F02%2F141625%2F2571464%2F4%2Fimpor-barang-konsumsi-naik-karena-beras-daging-dan-bawang&cb=e019153722

"Menurut saya, hal tersebut sudah sangat baik. Indonesia seharusnya sudah harus mulai memperbanyak ekpor dari dapa impor. Karena banyak sekali hasil produksi dalam negri yang sangat layak untuk menjadikan produk ekspor dan Indonesia dapat menjadi Negara yang terpandang karena hasil ekspor yang kualitasnya sangat baik."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar