Senin, 28 November 2011

Tugas Ekonomi Koperasi 3

I.      Evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi anggota:
a)      Efek-efek ekonomis koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:
1.      Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
2.      Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.
b)      Efek harga dan efek biaya
Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.
c)      Analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang di terima oleh anggota. Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tsb.
d)     Penyajian dan analisis neraca pelayanan
Di sebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangantantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu di sesuaikan. Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
1.      Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non  koperasi).
2.      Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.
Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang dating terutama dari anggota koperasi.

II.   Evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi perusahaan
a)      Efisiensi perusahaan koperasi
Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orangorang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
·         Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
·          Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia di sebut (Efisien).
Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu :
(1) Manfaat ekonomi langsung (MEL)
(2) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL)
MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya. METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
·         Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
TME = MEL + METL
MEN = (MEL + METL) – BA
·         Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut :
MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU
METL = SHUa
b)      Efektifitas koperasi
Organisasi ekonomi yang memiliki keharusan menangani usaha berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Prinsip efisiensi dan efektivitas untuk mewujudkan produktivitas yang tinggi harus dipadukan dengan optimasi pelayanan dan kesejahteraan  mengenai bagaimana dan apa ukuran efektivitas yang setepatnya .Oleh sebab itu sampai saat ini mengukur efektivitas organisasi atau badan usaha lain sangat sederhana dibandingkan dengan mengukur efektivitas koperasi. Organisasi koperasi tidak saja semata berkenaan dengan aspek ekonomi melainkan juga akan berkenaan dengan aspek sosialnya. Akan tetapi sebagai konsekuensi logis dari kondisi koperasi yang selalu dalam keadaan bersaing dengan organisasi lain untuk mendapatkan sumberdaya maka merumuskan keberhasilan merupakan hal yang penting. 
·         Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur
dengan cara membandingkan output anggaran atau
seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau
sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
·         Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
EvK= Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL
= Jika EvK >1, berarti efektif
c)      Produktifitas koperasi
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :
PPK = S H U X 100%
·         Modal koperasi
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 118,432,448
= Rp. 86.62
Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif. 
·         RENTABILITAS KOPERASI
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus perhitungan sebagai berukut:
Rentabilitas = S H U X 100%
AKTIVA USAHA
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 518,428,769
Rp. 19.79 %
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat.
d)     Analisis laporan keuangan
·         Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari system pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang di buat oleh badan usaha lain. Secara umum laporan keuangan keuangan meliputi
1.      Neraca,
2.      Perhitungan hasil usaha (income statement)
3.      Laporan arus kas (cash flow),
4.      catatan atas laporan keuangan
5.      Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
·         Adapun perbedaan yang pertama adalah bahwa perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
·         Perbedaan yang kedua ialah bahwa laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.
http://bahesti.wordpress.com/2011/11/19/tugas-4-3/


Jumat, 25 November 2011

Memilih Investasi di Saat Krisis

Krisis di depan mata. Perkiraan Bank Indonesia, imbas tahun depan krisis global akan makin terasa. Apalagi sekarang, sudah US$ 4,7 miliar dana asing ditarik keluar.

Setelah lewat saluran pasar keuangan, krisis biasanya akan masuk lewat saluran sektor riil. Lemahnya daya beli di negara mitra dagang Indonesia membuat ekspor kita mengalami hambatan. Berarti, Indonesia sedang menanti datangnya efek negatif lebih dalam dari krisis yang sedang terjadi di kawasan global.

Bagaimana menyikapinya?
Ada nasihat klasik yang tak ada ruginya jika dijalankan. Yakni, sikapi situasi dengan tenang. Mulailah menghitung langkah apa yang harus dilakukan dengan tepat. Yang terpenting, amankan nilai aset atau uang dalam genggaman sekarang. 

Persiapan diawali dengan mulai menghitung nilai uang sekarang (present value) dan nilai uang akan datang (future value), yang sudah menjadi rumus umum. Simulasinya seperti ini:

Asumsikan saat ini ada uang lebih di tabungan sebesar Rp 5.000.000. Katakanlah inflasi tahun depan sama dengan tahun ini yaitu 6 persen (0,06).  Jika tidak diinvestasikan, tahun depan nilai dana tersebut setara dengan nominal uang sekarang dikurangi nilai inflasi. Hasilnya adalah Rp 4.700.000.

Seandainya diinvestasikan, pertama-tama yang harus dihitung adalah nilai uang sekarang yang dipengaruhi oleh suku bunga, atau bahasa lainnya biaya memegang uang. Katakanlah suku bunga yang ditawarkan atau berlaku 10 persen. 

Nilai uang sekarang atau yang biasa disebut present value adalah nominal uang sekarang atau Rp 5.000.000 dibagi dengan 1,1 (1 ditambah suku bunga:  0,1). Hasilnya: Rp 4.454.455. Sedangkan untuk mencari nilai mendatang atau future value, maka present value dikali dengan 1,1. Hasilnya, Rp 5.000.000, walaupun secara nominal besarnya lebih dari itu. 

Suku bunga hasil simulasi ini (silakan coba-coba) bisa digunakan sebagai patokan dalam memilih instrument investasi. Intinya, suku bunga yang ditawarkan harus lebih dari suku bunga patokan tersebut. Mari lihat sejumlah instrumennya:

Saham
Instrumen yang satu ini biasanya langsung terimbas negatif jika ada krisis. Pada akhir perdagangan periode 2008 ketika krisis keuangan mencapai puncaknya, indeks harga saham gabungan terkoreksi mencapai 51 persen. Seandainya punya nyali bermain di instrumen ini, sebaiknya diperhatikan sektor-sektor yang memiliki daya tahan lumayan kuat.

Saat ini, industri dengan orientasi domestik cukup kokoh dibandingkan industri lainnya. Sebagai contoh, peternakan, bank, asuransi, rumah tangga, dan pertanian. Sehingga, imbas krisisnya kemungkinan kecil dan yang penting cepat pulih. Namun, industri yang berbasis ekspor seperti pertambangan, sangat rentan mengingat rasio ekspornya sangat tinggi. 

Surat utang
Instrumen ini juga layak diperhatikan. Biasanya, pemerintah menerbitkan surat utang untuk menutup kebutuhan kas jangka pendek, membiayai defisit anggaran, atau untuk mengelola portofolio utang negara. Agar menarik, suku bunga yang ditawarkan di atas suku bunga yang berlaku. Investasi ini bebas risiko gagal bayar lantaran penerbitnya adalah negara. Pada tahun 2008, di tengah krisis itu, imbal hasil yang ditawarkan rata-rata di atas 10 persen. Lumayan.

Reksadana
Sebegai instrument moneter, senjata ampuh yang digunakan Bank Indonesia untuk menghadapi tekanan adalah suku bunga. Indikator ini perlu diintip karena potensial memberikan keuntungan melalui reksadana yang ditempatkan di pasar uang.

Emas
Secara agregat tahunan, betul emas memberikan nilai lebih. Walau relatif tahan terhadap gejolak, tingkat keuntungannya tak selalu sesuai harapan. Belajar dari tahun 2008 yang agak mirip dengan sekarang, harga emas di pasar internasional yang dilansir Kitco,  pada tahun itu naik 42 persen (patokan harga awal Januari) dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kalau beli Desember 2007 dan jual Desember 2008, nilai lebihnya hanya 5 persen, dari USD 829,00 per troy ounce (sekitar 31 gram) jadi USD 869,75. 

Dan pada Januari 2009, turun 0,4 persen dibanding periode sama sebelumnya, atau dari USD 923,25 menjadi USD 919,50. Sementara Desember ke Desember naik 25 persen. Karena itu, agar tetap dapat untung maksimal, perhatikan waktu antara membeli dan rencana menjual.

Hal penting lainnya, jangan tempatkan dana pada satu instrumen investasi seperti menyimpan telur dalam satu keranjang. Sekali jatuh, pecah semua. Sebaiknya tempatkan dana pada beberapa instrumen agar aman atau tidak pada satu emiten di bursa saham.

Perlu juga digunakan patokan besaran dana yang diinvestasikan pada satu instrumen. Dengan nilai “X” rupiah yang dipatok untuk belanja investasi, misalnya pada saham, berarti membeli sedikit di saat naik dan membeli banyak di saat turun. Jangan mudah tergiur. 

Namun pada akhirnya, putuskan yang nyaman dan aman bagi Anda.

Herry Gunawan jadi wartawan pada 1993 hingga awal 2008. Sempat jadi konsultan untuk kajian risiko berbisnis di Indonesia, kini kegiatannya riset, sekolah, serta menulis.