Jakarta -Produksi industri manufaktur jenis tekstil pada kuartal
I-2014 turun sebesar 5,88% dari periode yang sama pada 2013. Dibandingkan
dengan kuartal IV-2013, produksi tekstil pun turun sebesar 6,61%.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono menuturkan salah satu faktor penyebabnya adalah serbuan produk tekstil dari negara lain. Dengan harga yang lebih murah dan produk yang lebih menarik, tentu menarik minat konsumen.
"Memang kan indikasinya kita diserbu barang-barang dari luar. Mungkin orang tertarik karena harga. Ketika harga di luar lebih murah dan lebih variatif, praktis industri kita dari sisi permintaan akan berkurang," papar Adi di kantor pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Faktor lainnya, lanjut Adi, adalah kenaikan upah minimum pada 2013 dan 2014. Di samping itu ada juga kenaikan tarif listrik yang dilakukan secara bertahap selama 2013.
"Upah ini besar kontribusinya. Karena padat karya, upah naik langsung berpengaruh ke harga barang. Listrik juga berpengaruh," sebutnya.
Di sisi lain, ekspor produk manufaktur justru melambat akibat penurunan permintaan. "Ekspor banyak yang terpengaruh seperti nilai tukar, hubungan dengan negara lain apakah ada krisis. Kalau ada, kita nggak bisa menaikkan ekspor," kata Adi
Secara keseluruhan, pada kuartal I-2014 produksi industri manufaktur mengalami penurunan 0,02% dibandingkan kuartal IV-2013. Namun bila dibandingkan denagn kuartal I-2013, terjadi kenaikan 3,76%.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono menuturkan salah satu faktor penyebabnya adalah serbuan produk tekstil dari negara lain. Dengan harga yang lebih murah dan produk yang lebih menarik, tentu menarik minat konsumen.
"Memang kan indikasinya kita diserbu barang-barang dari luar. Mungkin orang tertarik karena harga. Ketika harga di luar lebih murah dan lebih variatif, praktis industri kita dari sisi permintaan akan berkurang," papar Adi di kantor pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Faktor lainnya, lanjut Adi, adalah kenaikan upah minimum pada 2013 dan 2014. Di samping itu ada juga kenaikan tarif listrik yang dilakukan secara bertahap selama 2013.
"Upah ini besar kontribusinya. Karena padat karya, upah naik langsung berpengaruh ke harga barang. Listrik juga berpengaruh," sebutnya.
Di sisi lain, ekspor produk manufaktur justru melambat akibat penurunan permintaan. "Ekspor banyak yang terpengaruh seperti nilai tukar, hubungan dengan negara lain apakah ada krisis. Kalau ada, kita nggak bisa menaikkan ekspor," kata Adi
Secara keseluruhan, pada kuartal I-2014 produksi industri manufaktur mengalami penurunan 0,02% dibandingkan kuartal IV-2013. Namun bila dibandingkan denagn kuartal I-2013, terjadi kenaikan 3,76%.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!
"Menurut saya, peran pemerintah
sebagai pengendali Negara ini harus andil dan terlibat karena barang-barang
impor yang saat ini mudah untuk dimasuki Indonesia sudah sangat banyak ditambah
dengan harga yang murah dibandingkan barang local dan yang terjadi Indonesia lebih
banyak menimpor daripada mengekspor. Hal itu menjadikan kurang baik untuk
pertumbuhan ekonomi Negara karna Negara hanya menjadi konsumtif tanpa
memproduksi barang sendiri".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar