Minggu, 24 November 2013

ETIKA UTILITARIANISME

Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.  Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Ada dua hal yang sangat positif dari etika utilitanisme ini:
1.      Rasionalitasnya, suatu tindakan dipilih dan pada gilirannya dinilai baik, karena tindakan itu akan mendatangkan akibat baik yang lebih banyak daripada tindakan linnya.
2.      Universalitasnya, akibat atau nilai lebih yang hendak dicapai diukur berdasarkan banyaknya orang yang memperoleh manfaat dan nilai lebih itu. Etika utilitarianisme mengutamakan tindakan atau kebijaksanaan yang mengutamakan kepentingan banyak orang di atas kepentingan segelintir orang.
Etika utilitanianisme cenderung bersifat pragmatic dalam arti yang negatif dalam mengambil keputusan mengenai tindakan atau kebijaksanaan tertentu dengan menggunakan etika utilitanianisme, orang cenderung terlalu menekankan kegunaan praktis. Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Kelemahan Etika Utilitarianisme
1.     Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
2.     Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
3.      Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
4.     Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
5.     Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya.
6.     Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

"Good Corporate Governance (GCG)"
Pengertian dan prinsip GCG?
Good Corporate Governance (GCG), merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu serta kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (discloure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholders.
Berikut prinsip dalam GCG sebagai berikut:
a.    Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b.    Kemandirian           
Keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c.    Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
d.   Pertanggungjawaban
Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yangberlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e.    Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders  yang timbul berdasarkanperjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perusahaan yang menerapkan etika utilitarianisme "Good Corporate Governance (GCG)"
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang penyelenggara jasa jalan tol. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1978 setelah jalan tol pertama yang menghubungkan Jakarta-Bogor selesai dibangun. Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.
Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun. Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah.
visi 2017
Menjadi Perusahaan Pengembang dan Operator Jalan Tol Terkemuka di Indonesia .
Visi 2022
Menjadi Salah Satu Perusahaan Terkemuka di Indonesia .

Misi 
1. Mewujudkan Percepatan Pembangunan Jalan Tol.
2. Menyediakan Jalan Tol yang Efisien dan Andal.
3. Meningkatkan kelancaran Distribusi Barang dan Jasa.
           
Menjadikan GCG Sebagai Budaya
Jasa Marga berkomitmen untuk menerapkan dan menjaga praktek Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) dengan kualitas dan standar yang tinggi. Penerapan GCG di Jasa Marga ditujukan untuk menjadikan GCG sebagai bagian dari Budaya Perusahaan,  yang pelaksanaannya didukung oleh nilai-nilai perusahaan yang melekat di setiap Insan Jasa Marga.
Sasaran menjadikan GCG sebagai Budaya di Jasa Marga antara lain:
  • Untuk Pertumbuhan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan yang direfleksikan dari rasio marjin yang semakin membaik, yaitu peningkatan Aset (antara lain Panjang Jalan), Pendapatan Usaha, Pangsa Pasar dan Ekuitas.
  • Meningkatnya kepercayaan stakeholders yang direfleksikan dari:
    • Naiknya nilai saham Perseroan dan jumlah kapitalisasi pasar.
    • Meningkatnya nilai rating Perseroan yang dikeluarkan oleh lembaga rating.
    • Mendapatkan tingkat bunga yang kompetitif dari kreditur.
    • Kemudahan mencari mitra dalam setiap kegiatan usaha Perseroan.
    • Meningkatnya tingkat kepuasan pelanggan, dalam hal ini pengguna jalan tol.
  • Memiliki Insan Jasa Marga yang berkualitas baik dari aspek hard skills maupun soft skills.
  • Menjadi perusahaan yang dapat dijadikan tolok ukur baik di industrinya maupun secara umum.
Manfaat yang hendak diraih oleh Perseroan dengan menjadikan GCG sebagai budaya di Jasa Marga adalah:
  • Pencapaian Visi dan Misi Perseroan yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)   lebih mudah karena seluruh manajemen dan karyawan memiliki komitmen dan paradigma yang sama dalam pencapaiannya.
  • Pelaksanaan program kerja dapat lebih efektif dan efisien karena sistem dan prosedur kerja yang telah disusun berdasarkan kaidah GCG.

Penggalian dan Sosialisasi Tata Nilai Perusahaan
Tata Nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang telah ada dalam setiap insan Jasa Marga. Tata nilai yang tertuang pada Keputusan Direksi No.: 210/KPTS/2009 tanggal 28 Desember 2009 lalu adalah perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan Perseroan secara baik dan benar.
Tata Nilai tersebut adalah:
1.      Integritas
·         Bekerja hanya untuk kepentingan perseroan
·         Bertanggung jawab dan senantiasa dapat menjelaskan keputusan dan langkah-langkah yang diambil dalam pekerjaan
·         Senantiasa menggunakan etika dalam bekerja
·         Senantiasa menjadi panutan bagi lingkungannya
2.      Mencintai Pekerjaan (Passion)
·         Semangat dan keinginan yang kuat untuk senantiasa berbuat yang terbaik di bidangnya
·         Menyenangi tugasnya dan selalu berpikir positif dalam bekerja
·         Memiliki kepedulian yang tinggi terhadapmasalah-masalah perseroan
·         Bangga terhadap perseroan sebagi wujud dari kebanggan pada Bangsa dan Negara
·         Senantiasa menghasilkan kualitas pekerjaan yang terbaik
3.      Senang Belajar untuk kemajuan (Learning)
·         Selalu ingin mengetahui dan belajar hal-hal baru untuk kemajuan perusahaan
·         Melihat jauh kedepan dan senantiasa berusaha untuk membawa Perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi
·         Berani mencoba hal-hal baru dengan niat semata-mata untuk memperbaiki kualitas proses dan produk Perseroan
4.      Membangun kepercayaan (Trust)
·         Percaya pada niat baik
·         Senantiasa membangun kepercayaan diantara seluruh jajaran Perseroan
·         Tidak terkotak-kotak, selalu saling membantu untuk kepentingan Perseroan semata

Program yang didapatkan oleh masyarakat:
°

Program Pendidikan dan Pelatihan



-

Merenovasi Sekolah TK Kuntum Suci di RW Kampung Dukuh. Renovasi sekolah ini merupakan bentuk kepedulian Jasa Marga terhadap masyarakat di sekitar jalan tol.


-

Bantuan peralatan laboratorium bagi Sekolah Tinggi Teknologi Taruna. Peralatan Laboratorium Beton yang diberikan Jasa Marga membantu siswa di STTT dalam meningkatkan pengetahuan, terutama di bidang beton.


-

Penyerahan bantuan kepada Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (ITB), di kampus ITB Bandung. Bantuan tersebut berupa renovasi serta menambah perlengkapan ruangan Audio Visual. Dengan pemberian bantuan ini, Perseroan memberikan andil bagi kemajuan pendidikan di Tanah Air, mengingat ITB merupakan salah satu perguruan tinggi yang masuk kategori 100 perguruan tinggi terbaik di dunia.


-

Pelatihan Semathic siswa SD pada sekolah disekitar jalan tol untuk meningkatkan ketrampilan menghitung.


-

Pelatihan Manajemen bagi mitra binaan Cabang Jagorawi untuk meningkatkan kewirausahaan bagi pengusaha kecil.


-

Program beasiswa bagi keluarga yang tidak mampu/kepada anak yatim piatu.


-

Merenovasi gedung-gedung atau bantuan fasilitas pendidikan sekolah yang berada di sekitar jalan tol.


-

Training bagi anak-anak SMA.



°

Program Pelestarian Alam
Program penghijauan atau penghutanan, khususnya di sepanjang sisi jalan tol yang dioperasikan Perseroan. Program penghutanan ini tidak hanya dilakukan sendiri oleh Perseroan, tapi juga melalui berbagai kerja sama dengan berbagai pihak, misalnya dengan bekerja sama dengan Yayasan SRI Kehati. Bagi Jasa Marga, program penanaman pohon sudah merupakan bagian dari setiap aktivitas pembangunan dan pengembangan sarana jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga. Setiap tahunnya, lebih dari 250 ribu pohon ditanam Jasa Marga di sekitar jalan tol. Sejauh ini, Jasa Marga juga sudah menanam lebih dari 2 juta pohon di seluruh jalan tol yang dikelolanya di seluruh Indonesia. 



°

Program Peningkatan Kesehatan



-

Program donor darah di Kantor Pusat Jasa Marga dengan bekerjasama dengan PMI. Acara rutin ini dilakukan setiap 3 bulan sekali.


-

Pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar jalan tol yang diselenggarakan disemua cabang.


-

Pengadaan klinik gratis nonstop di sepuluh lokasi tempat peristirahatan di sepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek selama mudik Lebaran.



°

Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Umum



-

Melakukan perbaikan prasarana umum, seperti rehabilitasi jalan perkampungan dan penyediaan sarana olah raga. 



°

Program Penyediaan atau Perbaikan Sarana Ibadah



-

Renovasi tempat ibadah.




Pemberian kurban pada Hari Raya Idul Adha.



°

Program Bantuan Korban Bencana Alam



-

Jasa Marga telah membentuk tim relawan yang siap diterjunkan ke daerah-daerah bencana sewaktu-waktu. Ini terbukti dengan kesigapan Jasa Marga dalam menerjunkan tim relawan ke berbagai lokasi bencana tahun 2009, seperti bencana di Situ Gintung, Cirendeu, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tim yang diterjunkan merupakan tim yang sudah terlatih dan biasa melakukan evakuasi di lokasi bencana seperti di Aceh, Pangandaran, banjir di Yogyakarta dan lokasi bencana lainnya.


-

Jasa Marga juga mengirimkan tim relawan dan bantuan obat-obatan bagi korban gempa dan tanah longsor di Padang, Sumatra Barat. Pengiriman tim relawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Tim pertama yang berangkat adalah tim Rescue dan Paramedis, yang bertugas melakukan evakuasi serta memberikan bantuan perawatan kepada korban gempa. Tim selanjutnya yang dikirim adalah tim Logistik dan Disaster Relief, yaitu tim yang membantu mendistribusikan bantuan serta perawatan mental terhadap korban gempa.


-

Jasa Marga juga turut berpartisipasi dalam program BUMN Peduli, yakni mengirimkan bantuan dalam bentuk barang melalui Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Bantuan tanggap darurat yang diberikan dalam bentuk barang kebutuhan yang dinilai mendesak, seperti tenda pleton, tikar, selimut, sanitary napkin, makanan dan susu bayi, makanan siap makan serta obat-obatan dan vaksin. 
Refrensi : http://www.jasamarga.com/gcg/Tata%20Kelola%20Perusahaan-CoCG.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar